PURBALINGGA – Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga melaksanakan Upacara Bendera guna memperingati Hari Jadi Ke-68 Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di halaman depan Pendopo Dipokusumo, Rabu (15/8). Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon menyampaikan Sambutan dari Gubernur Jateng Ganjar Pranowo SH MIP beberapa hal terkait capaian yang diraih Jateng selama ini.

Diantaranya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang naik dari tahun sebelumnya, penurunan angka kemiskinan, penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI/AKB), inflasi yang terkendali, penurunan pengangguran, peningkatan kualitas infrastruktur dan sebagainya. Tercatat tahun 2017 IPM Jateng berada pada angka 70,52 mengalami kenaikan dari tahun 2016 yang berada pada angka 69,98 dan tahun 2015 sebesar 69,49.

“Zona merah kemiskinan masih jadi PR kita bersama. Oleh karena itulah pembangunan kita arahkan kepada masyarakat miskin dan tidak mampu, khususnya petani, nelayan dan UMKM,” katanya.

Ia memaparkan, penduduk miskin di Jateng juga terus mengalami penurunan. Pada bulan Maret 2018, jumlah penduduk miskin di Jateng mencapai 3,9 juta orang (11,32%), berkurang sebesar 300.290 orang dibandingkan dengan kondisi September 2017 yang berada pada angka 4,20 juta orang (12,23%). Angka tersebut juga lebih kecil dari tahun 2016 sebesar 13,19% dan tahun 2015 sebesar 13,32%.

“Penurunan persentase penduduk miskin jawa tengah ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan provinsi lain di pulau Jawa,” katanya.

Berbanding lurus dengan angka kemiskinan yang terus menurun, jumlah pengangguran terbuka juga terus menurun. Dari angka 4,99% di tahun 2015, turun 4,63% di tahun 2016 dan kembali turun di angka 4,57% di tahun 2017. Penurunan tersebut merupakan efek semakin tumbuhnya sektor industri di Jateng.

“Nilai investasi yang masuk ke Jateng terus mengalami kenaikan. Jika pada tahun 2015 nilai investasi yang masuk mencapai Rp 26,04 trilyun dengan 1.481 proyek tahun 2016 jumlah investasi yang masuk mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp 38,18 trilyun dengan 2.068 proyek. Untuk tahun 2017, investasi yang masuk ke Jateng kembali mengalami kenaikan sebesar Rp 51,54 trilyun dengan total 2.358 proyek,” paparnya.

Pengendalian inflasi, Jateng juga mendapat prestasi yang memuaskan. Jateng berhasil mengendalikan laju inflasi daerah di angka 3,71% pada tahun 2017, 2,73% di tahun 2016 dan 2,73% di tahun 2015. Persentase panjang jalan dalam kondisi baik juga meningkat, pada tahun 2014 sebesar 86,92%, tahun 2015 menjadi 88,27%, tahun 2016 panjang jalan dalam kondisi baik semakin meningkat sebesar 88,88%, dan tahun 2017 sebesar 88,92%, dari target di tahun 2018 ini sebesar 89,60%.

“Selanjutnya di bidang kesehatan, kita terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik dari upaya preventif, promotif maupun kuratif,” katanya.

Tercatat AKI dan AKB di Jateng terus menurun. Tahun 2015 AKI sebanyak 111,16 per 100 ribu kelahiran hidup dan AKB 10 per seribu kelahiran hidup. Tahun 2016 AKI sebanyak 109,65 per 100 ribu kelahiran hidup dan AKB 9,99 per seribu kelahiran hidup. Terakhir tahun 2017 jumlah AKI turun sebesar 88,58 per 100 ribu kelahiran hidup dan AKB 8,93 per seribu kelahiran hidup. (Gn/Humas)