PURBALINGGA – Komisi 2 DPRD Kabupaten Kuningan Jawa Barat, Selasa (14/8) berkunjung ke Kabupaten Purbalingga. Pada kesempatan ini, mereka rangka studi banding mengenai pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Ketua Komisi 2 DPRD Kuningan, Yudi Muh Rodi SE menyampaikan pihaknya tertarik sejumlah hal mengenai BUMD di Purbalingga yang cukup berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), kabupaten. Diantaranya mengenai PD Owabong, sejumlah Bank Perkreditan Rakyat (BPR), serta PDAM.

“Kami datang ke sini untuk studi banding, karena sepengetahuan kami BUMD disini cukup banyak berkontribusi PAD serta memiliki inovasi yang bagus,” katanya.

Megenai Owabong, pihaknya tertarik mengenai kiat-kiat pengembangan wisata sehingga ini selalu meningkat dari tahun ke tahun. Serta sejauh mana Pemkab Purbalingga berintervensi di dalamnya.

Pihaknya juga ingin mempelajari mengenai profil PDAM di Purbalingga, termasuk berbagai siasat untuk mendeteksi dan menangani masalah kebocoran. “Kabupaten kami PDAM sering ditemui kebocoran tinggi, tentunya ini sama dengan kehilangan penghasilan. Melihat kontribusi PDAM yang ada di Purbalingga mencapai Rp 4 miliar lebih, padahal di kabupaten kami paling besar hanya Rp 1,2 miliar,” katanya.

Kedatangan mereka diterima oleh Kepala Badan Keuangan Daerah (Bakeuda) Kabupaten Purbalingga Drs Subeno SE MSi dan Kepala Bagian Perekonomian Setda Purbalingga Edhy Suryono SSos MSi. Serta mendatangkan para perwakilan dari masing-masing BUMD untuk turut menjelaskan lebih teknis mengenai kiat maupun solusi permasalan.

Kepala Bakeuda Kabupaten Purbalingga Drs Subeno SE MSi menyampaikan untuk memaksimalkan PAD dari sektor pariwisata, saat ini Pemkab Purbalingga tengah menyusun Peraturan Daerah (Perda) untuk mengintegrasikan  seumlah wisata milik Pemda menjadi satu menejemen Perusahaan Daerah (PD). Sejumlah pariwisata akan disatukan pengelolaannya mulai dari Sanggaluri Park, Owabong, Goa Lawa dan sebagainya.

 “Untuk Owabong sendiri seluruh pendapatannya tidak diserahkan untuk PAD, hanya sebagian kecil. Namun Owabong juga dituntut harus ada dua wahana baru setiap tahunnya,” katanya.

Disamping itu, untuk meningkatkan jumlah pengunjung, Owabong juga rutin menyelenggarakan 3 festival berskala nasional dan mengundang artis nasional. Kiat lain Owabong yakni bekerjasama dengan sekolah untuk kegiatan renang, serta menghadirkan biro wisata untuk bertestimoni.

“Peran Dinas Pariwisata di Purbalingga sendiri saat ini justru lebih banyak berfokus untuk pengembangan wisata-wisata baru, atau desa wisata,” katanya.

Plt Direktur PDAM Purbalingga Riyanto SE MSi Ak memaparkan PDAM di Purbalingga saat ini memanfaatkan full gravitasi, namun juga menggunakan sistem bak pelepas tekanan, sehingga mengurangi resiko kebocoran.  “Selama musim kemarau, karyawan rutin inspeksi kebocoran di malam hari. Kami juga menggunakan alat PRV untuk mendeteksi kebocoran, memang mahal namun efektif untuk meminimalisir kebocoran,” katanya.

Sementara itu Kabag Perekonomian Setda Purbalingga Edhy Suryono SSos MSi menyampaikan saat ini di Purbalingga ada 9 BUMD di Purbalingga termasuk Bank Jateng. Diantaranya PDAM, Owabong, BPR BKK Purbalingga, BPR Artha Perwira, BPR Syariah BMP, BKK Karangmoncol, PD Puspahastama dan PD Purbalingga Ventura. “Semua BUMD tersebut menyumbang Rp 21,406 miliar,” katanya.

Tiga penyokong terbesar PAD yakni Bank Jateng sebesar Rp 6,1 miliar, PDAM Rp 4,97 miliar, Owabong Rp 4,8 miliar. Dari 9 BUMD tersebut dua diantaranya sementara ini belum bisa menyetor deviden (PAD) ke Purbalingga, yakni PD Puspahastama dan PD Purbalingga Ventura.

“Puspahastama memang sifatnya lebih ke sosial, karena untuk mendorong kesejahteraan petani dengan bersaing dengan tengkulak membeli harga gabah yang tinggi. Sedangkan PD Purbalingga Ventura rencanannya akan dilikuidasi mengingat pasarnya lebih terakomodasi oleh lembaga keuangan mikro,” katanya.(Gn/Humas)