PURBALINGGA –  Sebanyak 257 orang Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) baik di tingkat kecamatan, desa/kelurahan se-Purbalingga mengikuti Orientasi Ketua TP PKK, Kamis (2/5) di Pendopo Dipokusumo. Selain itu juga dilakukan Pencanangan Kesatuan Gerak PKK Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)-KES Program Bersama Posyandu Lenyapkan Stunting.

Ketua TP PKK Kabupaten Purbalingga, Indri Ana Sumarjo menyampaikan, maksud kegiatan ini adalah sebagai upaya pengutan kelembagaan TP PKK melalui peningkatan kapasitas para ketua-ketua PKK Kecamatan, desa/kelurahan. Hal ini guna meningkatkan fungsi dan peran PKK dalam pemb kesejahteraan keluarga.

“Peserta diharapkan memahami teknik kepemimpinan, penggerakan masyarakat, pembinaan kelompok PKK, serta pengadministrasian. Peserta diharapkan juga mampu berperan aktif dalam cakupan keluarga berencana dan kesehatan. Peserta diharapkan mampu meningkatkan peran poyandu dalam pencegahan stunting,” katanya.

Sementara itu, Bupati Purbalingga yang diwakili oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Purbalingga, Drs Agus Winarno MSi mengatakan ibu ini memiliki peran penting dalam keluarga. “Sampai ada istilah saksoleh solehe bapak yen ibuke salah anake melu salah. Tapi saksalah-salahe bapak yen ibune soleh anake yo soleh,”katanya.

Terkait kegiatan orientasi kali ini menurutnya sangat penting mengingat materi yang disampaikan akan mampu meningkatkan kapasitas ketua TP PKK. Nantinya, bekal tersebut harus ditularkan kepada anggota yang lain dan warga masyarakat di wilayah masing-masing.

“Seperti pepatah konfusius bahwa :  Saya mendengar dan saya lupa. Saya melihat dan saya ingat. Saya melakukan dan saya mengerti. Kalau sekedar ceramah saja saya yakin nanti sampai gerbang depan sudah lupa, jadi nanti perlu praktek, tidak harus disini sehingga nanti tidak hanya ingat tapi juga mengerti,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan kepada para Ketua TP PKK yang mayoritas adalah isteri para Kades yang baru saja terlantik untuk turut konsentrasi pada penekanan kasus stunting. Sebab, Kabupaten Purbalingga mendapatkan perhatian khusus oleh pemerintah pusat dalam penanganan stunting dari 100 kabupaten/kota se-Indonesia.

“Kita punya PR Stuting atau kuntet, sebabnya karena kurang gizi atau penyakit, maka penangannya mulai dari ketercukupan asupan asi ekslusif, harus punya jamban keluarga, sumber air bersih, pemeriksaan rutin, perawatan pola asuh yang baik,” katanya.(Gn/Humas)