PURBALINGGA, HUMAS – Bupati Purbalingga Drs H Heru Sudjatmoko, M.Si, Jum’at (12/10) siang mengunjungi keluarga korban Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Yeni Sulistiyaningsih (25) di RT 1 RW 4 Desa Selabaya, Kecamatan Kalimanah. Yeni meninggal di Malaysia dan dikabarkan menjadi korban pembunuhan. Jenasah Yeni tiba dirumah duka pada Rabu (10/10) malam.

Kunjungan Bupati Heru diterima orang tua Yeni, Slamet Mulyono (65) dan Suprapti (60) serta kerabat keluarga Yeni lainnya.  Ikut juga menyambut camat Kalimanah Bambang Sukendro, dan perangkat desa Selabaya.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Heru menyampaikan ucapan bela sungkawa dan mendoakan agar  almarhum diterima disisi-Nya. Selain itu, keluarga yang ditinggalkan tetap diberikan tawakal, kekuatan dan ketabahan. ”Ini namanya musibah, kita tidak tahu sesuatu akan terjadi pada diri kita. Oleh karenanya, kita hanya bisa berdoa kepada almarhum yang telah mendahului pergi,” kata Heru.

Kepada orang tua almarhum Yeni, Bupati herumenyatakan jika kepergiannya almarhum ke Malaysia niatnya bagus. Untuk mencari nafkah demi keluarga dan anaknya Sandra Yulia Saputri (6,5). Namun, Tuhan sudah berkehendak lain, sehingga keluarga bagaimanapun harus bisa menjalaninya dengan tabah. ”Saya juga mendoakan agar anak almarhum, Putri  nantinya menjadi anak yang dewasa, bisa mikul dhuwur mendhem jero,” kata Heru.

Menyinggung soal urusannya dengan hukum, Bupati Heru meminta kepada keluarga untuk menyerahkannya kepada pemerintah pusat. Menurut Bupati, Pemerintah Indonesia telah menjalin kerjasama yang baik dengan Malaysia. Keberadaan TKI di Malaysia juga dibutuhkan, bahkan TKI asal Indonesia menjadi andalan tenaga kerja di sana. ”Jadi semua persoalan yang menyangkut hukum dan ketenagakerjaan diserahkan saja kepada aparat hukum dan pemerintah pusat,” pinta Heru.

Bupati Heru yang diterima lesehan di ruang tamu rumah orang tua almarhum, juga sempat menghibur anak almarhum dan berpesan agar belajar yang baik. Bupati juga menyerahkan uang duka kepada anak almarhum.

Sementara itu Slamet menyampaikan ucapan terima kasih kepada jajaran Pemkab Purbalingga yang telah memperhatikan keluarganya. Sejak kedatangan almarhum hingga pemakaman, dari pihak Pemkab melalui Dinsosnakertrans maupun melalui camat telah memberikan perhatian dan bantuan. ”Kami atas nama keluarga mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah,” kata Slamet.

Seperti diberitakan sebelumnya, Yeni Sulistiyaningsih (25) diberitakan meninggal pada 24 September 2012 di Malaysia. Jenasah korban baru bisa dipulangkan ke Desa Selabaya pada Rabu (10/10). Korban dikabarkan meninggal akibat tindakan pembunuhan oleh kenalannya di Malaysia yang juga warga Purwokerto.

Korban berangkat ke Malaysia dua tahun lalu menggunakan jasa Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) asal Adipala, Cilacap, bekerja di sebuah rumah makan di Selangor. Sebelumnya, selama satu tahun, korban bekerja di Bandung. Sejak pergi ke Malaysia, korban belum pernah pulang sekalipun. Setahun di Malaysia, Yeni keluar dari tempat kerjanya. Pada Januari, ia mendapat kabar jika Yeni sudah mengurus paspor di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk pulang, namun  jangka waktunya hanya 2 bulan. Namun ia tidak pulang ke Purbalingga hingga akhirnya dikabarkan meninggal dunia.

Keluarga korban sempat mendengar informasi jika sebelum kematiannya,  Almarhum kenal dengan seorang laki-laki asal Purwokerto, Banyumas, bernama Gilang Sukoco alias Ucok yang bekerja di perkebunan kelapa sawit. Keduanya dikabarkan sudah melakukan nikah siri. Korban pun keluar dari tempatnya bekerja dan tinggal bersama Gilang di gubuk perkebunan kelapa sawit.  Suatu ketika, Yeni mengalami cekcok dengan Ucok dan memutuskan kembali ke tempat kerjanya. Namun oleh Ucok, Yeni dijemput kembali. Namun tak lama kemudian, warga di sana menemukan Yeni sudah meninggal di gubuk tersebut.

Dari hasil dokumen yang dibawa oleh petugas medis dari RS Yayasan Bhakti Pertiwi, Jakarta Timur yang membawa jenazah korban disebutkan terdapat luka ganda akibat tusukan dan goresan pada tubuh dan wajah korban. (Humas/y)