PURBALINGGA, INFO – Di tengah pandemi covid-19 yang masih belum mereda dan dalam rangka menghadai kenormalan baru, Kelompok Wanita Tani (KWT) Sri Rejeki, Desa Pengadegan, Kecamatan Pengadegan tetap produktif memanfaatkan tanah pekarangan. Salah satu kegiatan yang sedang dilakukan saat ini yakni Pekarangan Pangan Lestari (P2L) atau kegiatan ketahanan pangan.

Sri Haryanti, penyuluh dari BPP Kecamatan Pengadegan mengatakan KWT Sri Rejeki salah satu dari empat KWT di Kabupaten Purbalingga yang terpilih untuk melaksanakan kegiatan P2L. Ini merupakan kali pertama Kecamatan Pengadegan mendapatkan program tersebut dengan bantuan dana sebesar Rp 50 juta.

“Dana Rp 50 juta itu supaya dikelola untuk kegiatan pemanfaatan pekarangan di KWT Sri Rejeki, Desa Pengadegan,” kata Sri Haryanti saat dihubungi via whatsapp, Senin (15/6).

Kegiatan yang dilakukan KWT Sri Rejeki diantaranya membuat kebun bibit dengan luas 5×4 meter dari baja ringan, mengelola demplot dan pertanaman. KWT Sri Rejeki memiliki dua demplot yang digunakan untuk menanam sayuran dan demplot yang kedua untuk menanam buah pisang mas, pepaya california, jahe, kunyit dan kencur.

“Bibit sayuran yang ditanam oleh KWT Sri Rejeki diantaranya terong, tomat, kangkung, cabai, pare dan kacang panjang,” jelasnya.

Sedangkan untuk kegiatan pertanaman dilakukan di rumah masing-masing anggota KWT Sri Rejeki menggunakan polybag dan langsung di tanah. Hal ini disambut baik dan penuh antusias dari anggota KWT Sri Rejeki.

“Kita kegiatan pertemuan setiap bulan, setiap minggu kegiatan lapangan meski sedang terjadi pandemi covid-19 kegiatan terus berjalan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan,” ujar Sri Haryanti.

Di tengah situasi pandemi seperti ini menurut nya merupakan pengaplikasian peran KWT dalam menyediakan stok pangan rumah tangga di tengah pandemi. Hasil dari kegiatan pemanfaatan pekarangan atau hasil panen yang ada di demplot nantinya akan dijual untuk KWT.

“Untuk panen yang di pertanaman atau di rumah-rumah anggota hasilnya untuk masing-masing anggota KWT,” katanya.

Ia berharap dengan keikutsertaan KWT Sri Rejeki dalam program P2L Penumbuhan Tahun 2020 akan memberikan dampak positif dan memberi manfaat bagi keluarga. Setiap KWT yang ada memiliki keunggulan dan potensi masing-masing sesuai dengan faktor geografis yang ada.

“Dengan perbedaan KWT di setiap wilayah bagaimana kita bisa memanfaatkan pekarangan di Purbalingga dengan menanam komoditas sesuai potensi yang ada,” terang Sri Haryanti.

Hanya saja, ia melanjutkan kendala yang dihadapi saat menjalankan program P2L ketika memasuki musim kemarau terkendala dengan air. Langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan air, sudah ada sumur bor di dekat demplot serta menggunakan paralon dan selang yang dialirkan ke lahan.

“Ini tantangan kita untuk bisa mensukseskan program P2L dan yang terpenting menjaga kekompakan mereka. Untuk saat ini alhamdulillah kita selalu kompak berangkat semua 30 orang anggota setiap ada kegiatan, semoga saja ini tidak saat ini saja tapi seterusnya bisa kompak,” pungkasnya. (PI-7)