Pernah makan manco? Manco adalah kue kering berlapis wijen khas Purbalingga. Jika dimakan terasa renyah namun juga legit. Berikut ini ada info yang mesti Anda ketahui dari manco.

Manco yang ada di Purbalingga terbagi menjadi dua jenis, yaitu yang berasal dari tepung ketan dan yang terbuat dari tepung tapioka. Karena bahan dasarnya lebih mahal, Manco dari tepung ketan harganya juga lebih mahal hampir dua kali lipat dari manco tepung tapioca. Dan soal rasa, tentu juga berbeda. Istilah orang Purbalingga : rega nggawa rupa, harga mahal biasanya kualitasnya juga lebih baik.

Sudarsono (39) yang beralamat di Jl AW Soemarmo Rt 03 Rw 02 Kembaran Kulon adalah salah satu produsen Manco yang cukup konsisten di Purbalingga. Darsono mengatakan, dia adalah generasi kedua dalam bisnis yang dibangun ayahnya, Sumarjo (64).

“Bapak saya sudah usaha memproduksi manco sejak masih muda, sekitar 40 tahun lalu. Setelah usaha ini maju dan beliau merasa sudah ingin istirahat,maka diwariskan kepada anak-anaknya yang jumlahnya enam, salah satu diantaranya saya,” jelas anak kedua Sumarjo ini.

Bahan membuat manco hanya tiga jenis, yaitu tepung (tapioca/ketan), gula dan wijen. Namun untuk wijen, Darsono tetap harus mendatangkan khusus dari Makasar.

Menurut Darsono, usahanya yang kini dibantu sang adik, Siti Maesaroh (32)terus mbanyu mili atau mengalir ibarat air. Tidak pernah mengalami kevakuman. Bahkan saat-saat tertentu seperti lebaran, musim hajatan dan sebagainya, omsetnya langsung melonjak tajam.  Jika di hari-hari biasa dia menggoreng manco hingga 200 kg, saat musim ramai, bisa mencapai lebih dari 500 kg sehari.

Selain dipasarkan lokal, manco buatan Darsono yang mengambil merk Nona Carmel, telah menembus beberapa kota seperti Pekalongan, Pemalang, Tegal, Banjarnegara dan Purwokerto. Kebanyakan, pembeli yang datang ke Darsono memang membeli dalam julah besar atau grosir.

“Tapi kami juga melayani eceran,” jelasnya.

Untuk pemesanan dalam julah besar, diharapkan untuk menelpon dulu ke 0281 891995. Jika memang stok ada, maka bisa langsung diambil dan dibayar. Namun jika memang stok habis, maka pembeli sudah tahu kapan dia akan mendapatkan manco yang dipesannya.

Selain menjual manco produksinya sendiri, Darsono di toko kecilnya juga menjual camilan lainnya seperti macaroni, potato dan emping jagung. Bagaimana? Siap memborong? (*)