PURBALINGGA – Dewasa ini parameter kesuksesan lebih sering dilihat dari karir seorang suami/ayah. Aka tetapi jarang mengukur kesuksesan dari bagaimana seorang ayah mendidik isteri dan anaknya untuk membawanya bersama-sama menuju surga.

Hal itu disampaikan oleh Ustadz Syarifudin SAg MH dalam acara Majlis Talim Pengajian Ahad Pagi Muhammadiyah di Pendopo Dipokusumo, Ahad (9/12). Dalam tausiahnya yang berjudul Menjadi Ayah yang Sukses ini, ia menyampaikan sosok Ayah menunjukan pengaruh yang besar kepada anaknya dalam membentuk ideologi, pola hidup dan pola pikirnya.

“Terlebih lagi saat ini belum ada sekolah untuk menjadi seorang ayah atau sekolah menjadi seorang ibu. Guru, dosen memang pendidik, tapi pendidik utama adalah orang tua. Ayah jangan cuma bisa bikin anak, sebab hewanpun bisa. Jangan sekedar memberi nafkah, sebab hewanpun bisa. Tapi bagaimana ayah bisa menjaga ruhani, pemikiran dan pendidikan karakter untuk isteri dan anaknya,” katanya.

Banyaknya kasus perceraian, menurutnya salah satunya disebabkan oleh ketidaksiapan orang tua dalam berumah tangga. Seorang suami belum mengetahui bagaimana menjadi pelurus isteri yang keliru, menejemen psikologi untuk isteri dan anak.

Sosok ayah juga harus memiliki waktu luang untuk memberikan kasih sayang kepada anaknya agar senantiasa dibanggakan oleh anaknya. “Selain itu juga harus menghilangkan paradigma bahwa ayah adalah sosok yang bicaranya sedikit, galak atau suka marah-marah,” katanya.(Gn/Humas)