PURBALINGGA – Kabupaten Purbalingga, Selasa besok (18/12) memasuki usia ke 188 tahun. Seperti kebiasaan tahun-tahun sebelumnya, pada peringatan Hari Jadi ke-188 ini juga diselenggarakan Pahargyan Agung yang digelar di Pendapa Dipokusumo Purbalingga. Selain dihadiri sejumlah mantan Bupati dan para pejabat dari kabupaten tetangga, Pahargyan Agung akan menghadirkan Sanggar Tari Padnecwara Jakarta yang didirikan maestro tari Jawa klasik ternama Retno Maruti.

Rencananya Sanggar Padnecwara akan mempersembahkan dua tarian, yang pertama Tari “Pradapa Ngambar” karya Retno Maruli sendiri yang menggambarkan sebuah bentuk ungkapan rasa syukur dan kegembiraan bahwa tetap bisa berkarya demi keharuman bangsa.

Sedangkan tarian kedua adalah “Arka Suta” karya sang putri Rury Nostalgia. Arka Suta atau Anak Sang Matahari adalah nama lain untuk Karno Basusena. Dia adalah anak Kunti. Selain Karno, Kunti juga memiliki anak bernama Arjuna yang sangat berbakti kepadanya.  Dalam perang Bharatayuda, Kunti harus menyaksikan kedua anak lelakinya berebut kasih saying dirinya. Dan Kunti harus memangku jenasah Karno, anak yang juga disayanginya.

Pada rangkaian acara Pahargyan Agung akan diawali dengan kehadiran Plt Bupati Dyah Hayuning Pratiwi, SE, BEcon, MM bersama rombongan yang seluruhnya menggunakan pakaian tradisional Jawa menuju lokasi acara. Selanjutnya dilakukan serah terima Songsong Agung dan Pusaka Aji dari Ketua DPRD H Tongat, SH, MM kepada Plt Bupati.

“Setelah Wedhar Sabdo (Sambutan-red) Ibu Plt berkenan memberikan Piagam Penghargaan kepada sejumlah tokoh, yang dinilai telah berjasa kepada kabupaten Purbalingga,” ujar Kepala Bagian Humas dan Protokol Setda Purbalingga Drs Suroto, MSi, Senin (17/12).

Pada rangkaian puncak peringatan Hari Jadi ke-188, usai Pahargyan Agung akan diteruskan dengan prosesi Kirab Pusaka dan Manggala Praja dari Pendapa Dipokusumo menuju gedung DPRD Purbalingga untuk selanjutnya melaksanakan Rapat Paripurna Istimewa Peringatan Hari Jadi ke-188 Kabupaten Purbalingga. “Sebelum kirab diawali dengan penanaman pohon beringin secara simbolis dengan prosesi menyiram dua pohon beringin yang ada di Alun Alun Purbalingga,” jelasnya.

Usai Rapat paripurna, acara dilanjutkan dengan mengarak 7 buah gunungan jajan pasar ke Alun Alun untuk diperebutkan oleh warga yang menyaksikan prosesi peringatan hari jadi di Alun Alun Purbalingga. Di Alun Alun sendiri pada hari itu ditampilkan sejumlah pentas hiburan rakyat meliputi Pentas Seni Pelajar Berprestasi, dan pentas seni rakyat terdiri dari ebeg, barongsai dan lengger.

“Malam harinya dilaksanakan acara Malam Resepsi menghadirkan hiburan Ebiet G Ade dan Pentas Tari ISI Solo,” jelasnya.

Membangun Purbalingga dengan Semangat Kebersamaan dan Gotong Royong

Pada peringatan Hari Jadi ke-188 tahun ini mengangkat thema “188 Tahun Purbalinggaku, Kita Wujudkan Purbalingga yang Maju Melalui Semangat Kebersamaan dan Gotong Royong”. Thema ini, kata Plt Bupati Dyah hayuning Pratiwi, SE, BEcon, MM (Tiwi), dikandung maksud adanya kebulatan tekad para penyelenggara pemerintahan dan masyarakat Purbalingga untuk bersama-sama, bersatu padu dan bersinergi dalam membangunn daerahnya. Bersama-sama bergortong royong Memayu Hayuning Bawana, membangun dan memajukan kabupaten Purbalingga.

Melalui semangat kebersamaan yang dibangun selama ini, kabupaten Purbalingga telah berhasil memperoleh prestasi yang cukup menggembirakan. Pada 2018, pemerintah kabupaten Purbalingga dapat mempertahankan penghargaan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan hasil pemeriksaan (LHP) Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) tahun anggaran 2017 dari Badan Pemeriksa Keuangan RI. Kabupaten Purbalingga juga menerima penghargaan Kabupaten Peduli HAM  dari Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Kabupaten Purbalingga berhasil menduduki rangking 8 di Jawa Tengah dari tahun sebelumnya rangking 16 dari 35 Kabupaten/Kota. (Hr/humas)