PURBALINGGA – Ribuan masyarakat  Purbalingga  dari berbagai wilayah Jum’at malam (23/12) menyaksikan pentas wayang sepuluh dalang yang dipusatkan di pelataran Monumen Tempat Lahir jendral Soedirman Desa Bantarbarang Kecamatan Rembang Purbalingga. Kegiatan yang dilaksanakan dalam Hari Jadi Kabupaten Purbalingga Ke-186 menampilkan sepuluh dalang serta bintang tamu Ciblek dari Kabupaten Banyumas.

Malam itu Ciblek berpasangan dengan seniman Purbalingga Sutarko menghibur masyarakat di sela-sela pentas wayang dengan lakon atau cerita lahirnya Kabupaten Purbalingga yang dibawakan sepuluh dalang masing-masing dalang Ki Wiguno W Saputro dari Kecamatan Rembang, Ki Nasid dari Kecamatan Pengadegan, Ki Sugito dari Kecamatan Kemangkon, Ki Sudarno dari Kecamatan Kutasari Ki Hartono serta Ki Tejo Asmoro keduanya dari Kecamatan Padamara juga Ki Siswoyo dari Kecamatan Kaligondang, Ki Hartono dari Kecamatan Bojongsari dan Ki Sularto dari Kecamatan Kertanegara.

Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga Sridadi menjelaskan, maksud dan tujuan pentas sepuluh dalang yang pertama  adalah dalam rangka memeriahkan hari jadi Kabupaten Purbalingga.

“Kedua adalah untuk melestarikan seni budaya wayang kulit sebagai salah satu kearifan lokal.Selain itu juga sebagai wadah dan ruang berekspresi bagi seniman pedalangan  khususny para dalang lokal Purbalingga dan juga untuk memberikan sarana hiburan bagi masyarakat luas di Purbalingga khususnya Kecamatan Rembang,”jelas Sridadi.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Purbalingga Tasdi merasa gembira, karena pertunjukan  tersebut mendapat apresiasi dan antusias warga masyarakat sangat tinggi.

“Saya kira ini rame banget dan baru kali ini ada pentas dalan sepuluh di Kecamatan Rembang dan mudahan-mudahan tahun depan bisa pentas 40 dalang,”ujarnya.

Bupati menambahkan, bahwa pagelaran tersebut dimaksudkan untuk mengayubagyo hari Jadi Kabupaten Purbalingga, yang pada tahun ini sudah berusia sudah 186 tahun. Dia berharap, warga masyarakat seluruh  Kabupaten Purbalingga mengetahui lahirnya Kabupaten Purbalingga, yakni pada tangga 18 Desember  1830 lahir setelah Perang Diponegoro  berakhir yang terjadi pada tahun 1825-1830. Dan usai perang tersebut berdirilah Purbalingga.

“Oleh karena itu melalaui momentum hari jadi, saya mengingatkan  kepada saudara- saudara kita semua untuk selalu instrospeksi dan instroprospektif. Yakni bagaimana mengevaluasi diri, apa yang sudah kita persembahkan, apa yang sudah kita darma baktikan untuk Kabupaten Purbalingga. Jangan tanyakan apa yang Purbalingga berikan kepada bapak ibu sekalian,  namun  apa yang sudah kita persembahkan untuk Kabupaten Purbalingga,”tuturnya. (Sukiman)