Perajin piring berbahan lidi daun kelapa kebingungan dalam memasarkan hasil produknya. Dua perajin piring lidi, Harun dan Latif warga RT 23 / RW 5 desa Kaliori Kecamatan Karanganyar Purbalingga, merupakan perajin pemula. Baru sekitar tiga mingguan menggeluti usaha perajin piring lidi.
Dituturkan Latif, pada April lalu dirinya mendapatkan pelatihan pembuatan piring dan souvenir dari lidi yang diselenggarakan Disperindagkop Purbalingga. karena selepas lulus MTs tidak melanjutkan sekolah, pelatihan ini ditindaklanjuti sebagai usaha yang memiliki nilai ekonomi. Namun sayangnya, pelatihan ini tidak dibarengi dengan pemberian bantuan peralatan  sehingga produknya 100% dikerjakan secara manual.
Dikatakan Latif, meski baru mulai beberapa minggu, pihaknya berharap dapat berkembang dan menjadi mata pencaharian. Kendala yang dihadapi saat ini berupa minimnya peralatan dan pemasaran.
Proses pembuatan piring dari lidi kelapa hanya dapat dikerjakan pada malam hari. Pasalnya ketika diproduksi pada siang hari, banyak lidi yang patah akibat cuaca panas dan kering.
 
Bahan berupa lidi kelapa ini mudah didapat. Selama ini untuk mendapatkan bahan baku membeli di desa Kajongan dengan harga satu ikat Rp. 1700. Satu ikat lidi ini hanya dapat dipakai untuk memproduksi satu piring. Dalam satu malam, pihaknya mampu memproduksi 8 – 10 piring lidi. (umang-kominfo)