PURBALINGGA, INFO – Jika sebelumnya sawah hanya ditanami padi, di Desa Gembong, Kecamatan Bojongsari  area persawahan selain ditanami padi juga untuk membudidayakan ikan nila. Ya, kelompok tani Desa Gembong yakni Kelompok Tani ‘Sri Rahayu’ mulai mengembangkan budidaya ikan dengan sistem minapadi.

Minapadi sendiri merupakan suatu bentuk usaha tani yang memanfaatkan genangan air sawah yang ditanami padi sebagai kolam ikan. Kelompok Tani ‘Sri Rahayu’ sudah mulai menerapkan sistem minapadi sejak Agustus 2019 lalu.

“Agustus mulai digarap, September tebar benih ikan. Jadi panen ikan sekarang baru 2 bulan umur ikannya tapi hasilnya sudah bagus,” kata Ketua Kelompok Tani ‘Sri Rahayu’ Desa Gembong, Udoyoko saat ditemui di area persawahan Desa Gembong, Rabu (27/11).

Menurut Udoyoko, budidaya ikan dengan  sistem minapadi sangat menguntungkan terutama bagi para petani di Desa Gembong. Di samping menghasilkan padi para petani juga dapat memanen ikan pada lahan yang sama untuk menanam padi.

“Kebetulan dari hasil panen itu justru meningkat walaupun lahannya dikurangi untuk budidaya ikan tapi hasilnya justru lebih bagus,” ujarnya.

Ia menjelaskan pada tahun 2019 ini lahan persawahan yang sudah menggunakan sistem minapadi seluas 10 hektar dan nantinya akan diperluas lagi area sawah yang menggunakan sistem minapadi seluas 7 hektar. Sehingga total area persawahan yang menggunakan sistem minapadi di Desa Gembong seluas 17 hektar yang dikelola oleh Kelompok tani ‘Sri Rahayu’.

“‘Sri Rahayu’ sendiri mengelola 25 hekat sawah, namun yang baru menggunakan sistem minapadi baru 17 hektar,” jelas Udoyoko.

Udoyoko menuturkan awalnya para petani di Desa Gembong ragu untuk menggunakan sistem mina padi di sawahnya. Namun, setelah beberapa bulan melihat hasil dari sistem tersebut banyak petani yang lebih bersemangat membudidayakan ikan dengan sistem minapadi.

“Kalau dampak perekonomian sendiri jelas meningkat, ini kan baru awal jadi secara bertahap insya allah akan berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat Desa Gembong,” terangnya.

Ditambah lagi akses air yang mengairi area persawahan yang lancar sepanjang tahunnya sehingga sangat cocok untuk budidaya ikan dengan sistem minapadi. Oleh karena itu, Desa Gembong menjadi salah satu sasaran dari Kementerian Perikanan dan Kelautan RI untuk program minapadi.

“Akses air di Desa Gembong sepanjang tahun lancar, meskipun kemarin musim kemarau tetapi air tetap jalan sehingga dari Kementerian Perikanan dan Kelautan itu yang dibidik desa kami, kebetulan kalau yang dapat program minapadi ini ‘Sri Rahayu’,” kata Udoyoko.

Di Desa Gembong, ia melanjutkan terdapat tiga kelompok tani yakni Kelompok Tani ‘Sri Mulya’, ‘Sri Rahayu’ dan ‘Sri Rejeki’. Untuk Kelompok Tani ‘Sri Rahayu’ sendiri beranggotakan sekitar 40 orang dengan diketuai oleh Udoyoko, sekretaris Taryono dan Bendahara Sudjono.

“Kelompok Tani ‘Sri Rahayu’ juga mendapatkan dukungan yang besar dari pemerintah desa setempat dan juga pemerintah daerah untuk program minapadi,” lanjutnya.

Ikan yang dihasilkan melalui sistem minapadi satu kilonya berisikan 4 sampai 5 ikan dengan berat sekitar 2,5 ons. Bahkan setiap dua minggu sekali bersama dengan penyuluh melakukan pengambilan sampel, setiap harinya berat ikan bertambah sekitar dua gram.

“Dan untuk pemasarannya sendiri kebetulan sini kan ada pedagang ikan yang biasa menjual di perikanan, menurut saya sih gak ada kendala untuk pemasaran karena kan jarak pemasarannya dekat dengan perikanan. Tentunya sistem minapadi ini lebih menguntungkan petani,” pungkas Udoyoko. (PI-7)