PURBALINGGA – Keberadaan Palang Merah Remaja (PMR) di era digital, diharapkan tidak hanya mampu membawakan pesan kemanusiaan, tetapi juga mampu menjadi pemandu (guide) bagi rekan sebayanya dalam menitia jalan melewati masa usia kritis yaitu remaja.  

Trendsetter liberal diharapkan tidak begitu saja ditelan dan ditiru tanpa filter atau penyesuaian dengan budaya Indonesia dan lebih khusus lagi dengan budaya dan tata aturan agama Islam yang dianut sebagian besar remaja Indonesia.  PMR layak bersikap kritis dan berperan menata pola perilaku remaja sebayanya dengan segala pengetahuan PRS (pendidikan Remaja Sebaya) yang telah diserap selama menjadi anggota PMR” kata Ketua Palang Meraj Indonesia (PMI) Purbalingga, Drs Suyitno.

Suyitno mengatakan hal tersebut saat membuka dan sekaligus memberikan pengarahan pada Kajian Interaktif Remaja (Kaira) seri 1 yang diselenggarakan Yayasan Bharega Purna Wisesa (BPW) Centre dan PMI Kabupaten Purbalingga, di Masjid Besar Ash Shobari, Kalikabong, Kamis (16/6). KAIRA dihadiri oleh 32 peserta yang merupakan Ketua dan Wakil Ketua Ekskul PMR dari 16 unit Palang Merah Remaja (PMR) SMA/SMK/MA se Kabupaten Purbalingga.

Dalam kegiatan itu tampil sebagai nara sumber Ustadz Hanif Ahmas, S,Th.I, M.Hum selaku Takmir Masjid Agung Darussalam Purbalingga dan Diyah Woro Dwi Lestari, S.Psi, M.A, Dosen Psikologi Fakultas Kedokteran Unsoed Purwokerto.

Sementara itu Ketua Yayasan BPW Centre, Vico Lutfi Ipmawan, S.Pd, M.Sc mengatakan dalam KAIRA ini dikaji, didiskusikan dan disimpulkan 3 kondisi fenomena remaja dalam bulan Ramadhan yaitu, aktifitas ngabuburit (menunggu berbuka puasa) yang akhirnya menjadi sarana bagi remaja saat ini untuk pacaran, kemudian trend acara berbuka puasa bagi remaja di café/rumah makan/restoran gaul yang realitanya banyak yang  melewatkan kewajiban shalat maghrib dan shalat Tarawih serta yang sedang mewabah adalah update status medsos untuk pamer ibadah. 

“Remaja banyak melakukan aktifitas itu karena menganggap ketiga hal itu adalah kegiatan yang baik dan bisa dipahami segi ibadah dan segi psikologisnya oleh masyarakat ” kata Vico Lutfi.

Yayasan BPW Centre merupakan yayasan yang dibentuk oleh Alumni Ekskul PMR SMA Negeri 1 Purbalingga pada tahun 2010 dan banyak bergerak dibidang sosial dan pembinaan generasi muda dan remaja usia sekolah.

Menurut rencana Kaira akan diadakan secara berseri selama tahun 2016 dengan melibatkan lebih banyak lagi kelompok remaja, forum remaja dan lembaga-lembaga non formal remaja.  “KAIRA akan dilaksanakan secara berkala dengan menggandeng lebih banyak lagi lembaga non formal remaja dan pemerhati remaja secara bergantian dengan materi kajian kekinian“ tambah Vico Lutfi. (*)