PURBALINGGA – Pasar rakyat Bukateja dinilai paling siap menerapkan tatanan hidup baru atau new normal. Di pasar tersebut, para pedagang sudah menggunakan masker berikut plastik mika pelindung wajah (faceshield). Juga tiap lapak dagangan diberi plastik transparan sebagai pembatas antara pedagang dan pembeli.

“Pasar ini, sudah sangat siap menerapkan tatanan baru atau new normal. Saya harap, pasar-pasar lainnya di Purbalingga dapat mencontoh Pasar Bukateja.” ungkap bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi saat meninjau pasar Bukateja, Kamis pagi (11/6).

Dalam kunjungan ke Pasar Rakyat Bukateja, bupati menyempatkan cuci tangan di fasilitas cuci tangan  yang disediakan pengelola pasar. Petugas di pintu depan juga sempat mengukur suhu tubuh bupati dengan thermogun.

“Saya apresiasi langkah pengelola pasar dan para pedagang dalam menyediakan fasilitas cuci tangan dan lainnya sebagai langkah menghadapi new normal.” katanya.

Kepala pasar rakyat Bukateja Somikhin mengatakan, saat ini jumlah pedagang pasar rakyat Bukateja sebanyak 454 pedagang, terdiri 336 pedagang menempati loss dan sebanyak 118 pedagang lainnya menempati kios. Adanya sekat atau plastik pembatas antara pembeli dengan pedagang merupakan anjuran untuk mengantisipasi penularan virus Corona. Anjuran ini disetujui oleh para pedagang.

“Kami menggandeng paguyuban pedagang yang diketuai  Ali Mutaqin. Kebetulan anjuran ini disetujui dan didukung oleh seluruh pedagang pasar Bukateja.” jelasnya.

Sosialisasi dan himbauan tidak saja melalui musyawarah dengan paguyuban pedagang, namun juga disebarluaskan melalui grup whatsapps (WA) dan pengeras suara yang ada di pasar. Para pedagang secara sukarela dan swadaya mengikuti anjuran tersebut.

“Mereka langsung berkreasi dan berinovasi untuk membuat pelindung wajah (faceshield) dan juga sekat plastik sebagai pembatas antara pedagang dengan pembeli. Secara swadaya dan sadar akan pentingnya mencegah penularan corona, para pedagang membuat sekat plastik sendiri.” ujarnya

Salah satu pedagang sembako Sri Turyanti (30) mengungkapkan, sebenarnya dirinya takut tertular virus corona. Namun disisi lain harus tetap jualan sebagai sumber penghasilan keluarga. Himbauan yang disampaikan melalui grup WA dan pengeras suara setiap hari menjadikan Sri ini yakin, isi himbauan tersebut dapat mencegah penularan corona.

“Saya yakin dengan faceshield dan penyekat ini, mampu melindungi pedagang dari penularan corona.” katanya sambil memegang plastik penyekat.

Pedagang lain, Emma (27)  mengaku hal yang sama, takut berjualan karena takut tertular corona. Namun akhirnya berani berjualan lagi setelah yakin dengan alat pelindung. Emma sekarang selalu menggunakan masker, pelindung wajah dan menempalkan plastik penyekat antara pedagang dan pembeli untuk mencegah penularan corona. “Saya menggunakan masker sudah sejak awal corona muncul, kemudian plastik penyekat kami buat tiga hari lalu. Hari ini kami melengkapi dengan menggunakan faceshield.” tambahnya. (umg/humaspurbalingga).