PURBALINGGA, DINKOMINFO – Uji coba budidaya tanaman bawang merah di Desa Pekuncen, Kecamatan Bobotsari, Purbalingga, dinilai berhasil. Berdasar hasil perhitungan ubinan, dalam satu hektar mampu menghasilkan 29,4 ton. Jika harga bawang merah basah Rp 17 ribu per kilogram, maka hasil kotor yang dicapai  per hektar mencapai Rp 499,8 juta. Sementara  untuk ongokos budidaya per hektarnya Rp 110 juta.

“Pemkab sangat mengapresiasi kebehasilan uji coba budidaya tanaman bawang merah ini. Tahun depan Pemkab akan mengembangkan pada areal yang lebih luas. Pertimbangannya, selain tipologi iklim dan cuaca yang cocok untuk budidaya bawang merah seperti di Brebes,  budidaya tanaman ini juga dinilai mampu mengangkat kesejahteraan petani,” kata Bupati Purbalingga Tasdi, SH, MM disela-sela melakukan panen hasil ujicoba bawang merah di kelompok Bangkit Lestari, Desa Pekuncen, Kecamatan Bobotsari, Senin (29/5).

Bupati Tasdi merencanakan meluncurkan program ‘Bamer Bangga’ yang merupakan singkatan dari ‘Bawang Merah Purbalingga’ pada tahun 2018. Kalau beras Purbalingga sudah ada ‘Rasbangga’, nanti ada bawang merah Purbalingga. “Setelah ujicoba bawang merah ini berhasil, tahun depan akan kita kembangkan. Dinas Pertanian agar memetakan wilayah mana saja yang bisa untuk dikembangkan bawang merah,” kata Tasdi.

Dibagian lain Tasdi mengatakan, kendala pertanian yang dihadapi saat ini adalah semakin menyempitnya lahan pertanian, sementara disisi lain, tenaga kerja khususnya dari kalangan anak muda sudah mulai meninggalkan mata pencaharian budidaya pertanian. “Saya ingin mengajak para pemuda Purbalingga untuk giat bertani, tetapi pertanian yang dikembangkan dengan teknologi yang maju. Seperti di China, para petaninya kebanyakan anak-anak muda. Mereka menggunakan teknologi dan alat mesin pertanian untuk melakukan pengolahan lahan dan budidayanya. Saya ingin masyarakat Purbalingga tidak menjadi masyarakat yang konsumtif, tetapi harus produktif,” kata Tasdi.

Keberhasilan budidaya bawang merah, serta budidaya tanaman hortikultura lainnya yang dikembangkan kelompok tani Bangkit Lestari juga didorong oleh Bupati Tasdi untuk dijadikan agrowisata petik buah, seperti halnya di Desa Karangcengis Bukateja dengan petik buah jambu, kelengkeng dan lainnya. Begitu pula mirip di Malang, ada petik buah apel. “Di Desa Pekuncen ini bisa dikembangkan agrowisata petik melon, labu madu, melon, kacang panjang , green melon dan sejumlah tanaman budidaya lainnya. Pemkab akan mendukung pengembangan agroiwisata ini,” kata Bupati Tasdi.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Purbalingga Lili Purwati mengatakan, ujicoba budidaya bawang merah  tahun 2017 dikembangkan pada lahan seluas 1,5 hektar. Masing-masing di Kelompok tani Bangkit Lestari Desa Pekuncen, Kecamatan Bobotsari 0,75 hektar dan di kelompok tani Karya Maju, Desa Majatengah, Kecamatan Kemangkon seluas 0,75 hektar “Untuk ujicoba ini, kami mendatangkan pelatih dari petani bawang merah Brebes. Selain itu para petani juga diajak studi lapangan ke petani bawang merah di Desa Parangtritis, Yogyakarta,” kata Lili.

Untuk ujicoba di Purbalingga varietas bawang merah yang dikembangkan jenis ‘Bima’. Penanaman dimulai antara tanggal 26 Pebruari hingga 7 April 2017, dan baru dipanen pada umur 60 hari. “Hasil panen budidaya bawang merah di Pekuncen ini ternyata lebih bagus jika dibanding dengan budidaya bawang varietas Bima di Brebes. Hal ini karena struktur tanah masih subur dan tidak jenuh oleh bahan kimia pupuk atau pestisida,” kata Lili Purwati.

Sementara ketua kelompok petani hortikultura Purbalingga Bambang Nuryono mengatakan, berdasar pendampingan dari petani bawang merah Brebes, disebutkan jika hasil budidaya bawang merah di Purbalingga lebih bagus. “Sebelum dipanen, petani dari Brebes juga datang ke Pekuncen, mereka menyebut jika bawang merah di Purbalingga lebih bagus karena kesuburan tanah masih baik dan tidak belum jenuh akan bahan kimia pupuk atau pestisida,” kata Bambang Nuryono yang juga salah satu pengurus Kelompok Bangkit Lestari Desa Pekuncen.

Melon dan Labu Madu

Bambang menambahkan, selain budiaya bawang merah, kelompok Bangkit Lestari juga membudidaya tanaman hortikultura lainnya seperti melon, green melon, pumpkin butternat, labu madu, dan kacang panjang. Untuk hasil budidaya dipasarkan ke Yogyakarta dan Solo. “Pemasaran hasil budidaya kami tidak ada kesulitan. Pasarannya rata-rata ke Yogyakarta dan Solo,” kata Bambang Nuryono. (yit/hr)