PURBALINGGA, HUMAS – Umat Kristiani di Purbalingga merayakan Natal di Pendopo Dipokusumo, Pemkab setempat, Jum’at (28/12) malam. Perayaan yang diselenggarakan BKSAG (Badan Kerjasama Antar Gereja) – TNI/Polri itu juga dihadiri Bupati Heru Sudjatmoko dan sejumlah anggota Muspida. Hikmah Natal disampaikan oleh pendeta Tri Agus Fajar Winantiyo, S.Si dari Gereja Kristen Jawa (GKJ) Penaruban.

Ketua BKSAG Pendeta Slamet Waluyo, S.Si mengungkapkan, perayaan Natal tahun ini mengambil tema ‘Allah telah Mengasihi Kita’. Perayaan diawali pra acara dengan melantunkan puji-pujian, kemudian setelah pembukaan dan doa diisi paduan suara gabungan gereja-gereja di Purbalingga, penyalaan lilin, renungan Natal, paduan suara ‘Ester’, paduan suara Gereja katolik, “Perayaan juga dimeriahkan keroncong Natal, vocal grup dan Christmas Country,” kata Slamet Waluyo.

Toleransi dan Saling Mengasihi

Bupati Heru Sudjatmoko dalam sambutan tertulisnya mengemukakan, tema Natal yang diangkat pada tahun ini mengingatkan umat Kristiani akan pentingnya bersyukur atas segala karunia yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Tema ini juga mengingatkan kita semua akan nilai-nilai universal ajaran agama untuk saling mengasihi antara umat yang satu dengan yang lain. “Tidak ada agama yang mengajarkan umatnya untuk saling menyakiti, menghina, menindas dan melakukan kekerasan,” kata Bupati Heru.

Setiap agama, lanjut Bupati Heru, mencintai kedamaian, ketenteraman dan hidup berdampingan secara harmonis. Agama senantiasa mengajarkan persaudaraan sejati diantara umat manusia serta kehidupan yang jauh dari sifat-sifat buruk. Setiap agama senantiasia mendorong umatnya untuk saling mengasihi, berbudi luhur, berakhlak mulia, saling mencintai, dan penuh toleransi.

“Saling menyayangi dan saling mengasihi menjadi ajaran utama setiap penganut agama, sekaligus sebagai filosofi serta solusi dalam merekatkan hubungan antar umat beragama. Jadikan nilai kasih, sebagai wujud nyata perilaku setiap manusia, baik dalam hubungan dengan Tuhan, dengan sesama umat manusia, maupun dengan lingkungannya,” kata Bupati Heru.

Bupati Heru mengajak agar setiap umat manusia meningkatkan rasa saling pengertian, toleransi, dan kerja sama di antara semua komponen masyarakat. Kita tidak boleh tercabik-cabik oleh perbedaan, apalagi oleh kebencian dan kekerasan. ”Justru sebaliknya kita akan terus kuat karena kita mengelola perbedaan dengan rasa hormat dan cinta didalamnya,” katanya.

Bupati Heru menambahkan, umat manusia harus senantiasa menjunjung tinggi prinsip humanisme, pluralisme, persaudaraan, kerukunan, dan kekeluargaan. Sebaliknya, kita harus menghindarkan diri dari pemaksaan kehendak. ”Agama tidak boleh menjadi tameng untuk memperjuangkan kepentingan sempit golongan. Kita semua percaya bahwa bangsa kita akan tetap menjadi bangsa yang besar jika nilai-nilai agama diamalkan secara benar oleh setiap pemeluknya,” tambah Bupati Heru. (Humas/y)