PURBALINGGA INFO – Wakil Bupati Purbalingga, Dimas Prasetyahani, menegaskan komitmen Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan vokasi di Kabupaten Purbalingga. Ia menyampaikan apresiasi terhadap langkah SMK Negeri 1 Bukateja yang menerapkan model pembelajaran Teaching Factory (TEFA) sebagai upaya mendekatkan proses belajar dengan kebutuhan industri.

Hal tersebut disampaikan Wabup Dimas saat menghadiri Launching SMK Negeri 1 Bukateja sebagai SMK Berbasis TEFA sekaligus Exhibition hasil karya siswa, Jumat (12/12/25). Acara ini turut dihadiri Plt. Kepala Dindikbud Kabupaten Purbalingga, Sadono, dan Kepala Dinkominfo, R. Budi Setiawan.

“Kami Pemerintah Daerah berkomitmen untuk terus mendorong agar SMK menjadi lembaga pendidikan vokasi yang adaptif, kolaboratif, dan berorientasi masa depan. Oleh sebab itu kami sangat mengapresiasi dan mendukung langkah SMK Negeri 1 Bukateja yang telah melaksanakan program Teaching Factory,” ujarnya.

Wabup Dimas menjelaskan TEFA penting untuk mencetak lulusan siap kerja, siap berwirausaha, dan mampu bersaing di dunia industri. Ia berharap lulusan SMK memiliki mental kuat, budaya kerja baik, dan kompetensi matang.

“Melalui Teaching Factory, siswa tidak hanya belajar teori, tetapi langsung mengalami proses produksi, standar industri, manajemen mutu, hingga pelayanan konsumen. Inilah pendidikan vokasi yang mendekatkan sekolah dengan dunia nyata,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa penerapan TEFA tidak hanya meningkatkan kompetensi siswa, tetapi juga memperluas kolaborasi dengan dunia industri, baik dalam kurikulum, peningkatan kapasitas guru maupun pendampingan siswa hingga tahap uji kompetensi.

“Kepada para siswa, manfaatkan fasilitas dan kesempatan ini dengan baik. Percayalah, program ini sangat bermanfaat bagi kalian yang akan langsung terjun ke dunia kerja setelah lulus SMK,” pesannya.

Dalam kesempatan tersebut juga dipamerkan berbagai karya siswa dari beragam jurusan. Wabup Dimas menilai karya-karya itu menunjukkan keterampilan, kreativitas, inovasi, dan disiplin yang sangat baik. Ia melihat potensi besar yang dapat ikut menguatkan ekonomi daerah dan mendukung agenda pembangunan Purbalingga.

Sementara itu, Kepala SMK Negeri 1 Bukateja, Sutowo, menjelaskan bahwa Teaching Factory merupakan model pembelajaran berbasis praktik yang selaras dengan tujuan pendirian SMK. “Tujuan SMK adalah mencetak lulusan yang siap kerja. Karena itu, kerja sama dengan industri dan penerapan program Teaching Factory menjadi langkah penting yang harus dilakukan,” katanya.

Menurutnya, TEFA menciptakan suasana produksi nyata seperti di industri, di mana siswa membuat produk atau jasa sesuai standar industri. Model ini menggabungkan teori dan praktik untuk meningkatkan hard skill dan soft skill. “Kami menerapkan sistem pembelajaran blok, sehari untuk satu mata pelajaran praktik agar kompetensi benar-benar dikuasai. Produk yang dihasilkan bisa dijual sebagai usaha mandiri sekolah,” terangnya.

SMK Negeri 1 Bukateja memiliki tujuh jurusan dengan Tata Busana sebagai jurusan unggulan. Sekolah telah bekerja sama dengan puluhan perusahaan untuk program PKL, magang guru, dan pelibatan praktisi industri sebagai pengajar. Sutowo berharap TEFA dapat menghasilkan lulusan yang kompeten dan sesuai kebutuhan pasar. “Harapannya lulusan SMK Negeri 1 Bukateja betul-betul siap kerja dan memiliki kompetensi yang relevan,” pungkasnya. (dhs/Kominfo)