PURBALINGGA INFO – Festival Literasi Ajar Pustaka Kabupaten Purbalingga memasuki hari kedua, Selasa (16/9/25), dengan berbagai rangkaian kegiatan edukatif dan interaktif yang menyasar anak-anak hingga remaja. Kegiatan berlangsung di Perpustakaan Umum Daerah Kabupaten Purbalingga.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Dinarpus) Kabupaten Purbalingga, Sadono, menyampaikan bahwa salah satu kegiatan yang menarik adalah hadirnya Donal Pustaka atau Dolanan Anak Tradisional di Perpustakaan yang diikuti 100 anak SD.
“Donal Pustaka ini kami hadirkan untuk menghidupkan kembali permainan tradisional anak-anak di perpustakaan, sekaligus mendorong minat baca dan interaksi sosial mereka,” ujarnya.
Menurutnya, perpustakaan kini tidak hanya menjadi tempat membaca, tetapi juga ruang yang lebih menarik dan interaktif bagi anak-anak. Kegiatan Donal Pustaka dilaksanakan dengan menggandeng Forum Anak Purbalingga, yang turut mendampingi peserta dalam memperkenalkan berbagai permainan tradisional.
Selain permainan tradisional, festival juga menghadirkan Sosialisasi Pencegahan Kenakalan Remaja dengan narasumber Psikolog RSIA Ummu Hani Purbalingga, Kholidiyah, yang diikuti 200 anak SMP. Dalam pemaparannya, ia menekankan pentingnya memilih lingkungan pertemanan yang baik. “Kenakalan remaja bisa muncul karena ajakan teman atau orang terdekat. Kalau ada teman yang mengajak melakukan hal tidak baik, sebaiknya kita menasihati mereka, bukan ikut-ikutan,” jelasnya.
Ia juga mengingatkan remaja untuk pandai mengatur waktu antara belajar, bermain gawai, dan bersosialisasi. “Bisa dibuat jadwal kegiatan dari pagi sampai malam, sehingga seimbang antara belajar, main HP, dan bergaul dengan teman,” tambahnya. Menurutnya, menjaga cita-cita dan mengisi waktu dengan kegiatan positif seperti membaca buku, berolahraga, serta beribadah dapat menjauhkan remaja dari perilaku menyimpang.
Rangkaian festival juga diisi dengan sosialisasi Pencegahan dan Penanganan OCSEA (Online Child Sexual Exploitation and Abuse). Kegiatan ini diikuti 200 anak SMA dengan narasumber Plt. Kepala DinsosdaldukKBP3A, Jusi Febrianto. Ia menekankan bahwa di balik manfaat teknologi digital, terdapat risiko kejahatan yang mengintai anak-anak di dunia maya.
“OCSEA merupakan bentuk eksploitasi dan kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan melalui media daring. Bentuknya bisa berupa permintaan gambar, pemerasan, hingga ajakan bertemu dengan tujuan seksual,” terangnya.
Ia menambahkan, kurangnya edukasi digital, penggunaan media sosial tanpa batasan usia, dan interaksi dengan orang asing menjadi faktor yang meningkatkan risiko anak menjadi korban. “Pencegahan terbaik adalah meningkatkan kesadaran, edukasi, dan pengawasan. Anak-anak harus dibekali pemahaman cara berinternet yang aman serta berani menolak permintaan yang tidak pantas,” katanya.
Tak hanya edukasi, festival juga menyuguhkan Bazar Buku Murah hasil kerja sama dengan Paguyuban Penerbit Yogyakarta. Ribuan buku tersedia untuk masyarakat dengan harga terjangkau. Bazar ini digelar selama sepuluh hari, mulai 15 hingga 24 September, buka mulai pukul 08.00 sampai 21.00 WIB. Kehadiran bazar ini diharapkan dapat mengobati kerinduan masyarakat Purbalingga akan kegiatan bazar buku yang sudah lama vakum. (dhs/Kominfo)