PURBALINGGA – Dari 123 pendaftar Kakang Mbekayu Duta Wisata Purbalingga tahun 2016, sebanyak 20 orang dinyatakan lolos seleksi tahap III. Peserta yang lolos ini terdiri dari 10 pria dan 10 wanita atau 10 pasang. Mereka selanjutnya akan mengikuti berbagai kegiatan outdoor activity di sejumlah desa wisata dan daya tarik wisata. Peserta ini nantinya akan menjadi finalis pada malam grand final pada Sabtu 24 September 2016 di alun-alun Purbalingga.

            Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Ir Prayitno, M.Si mengatakan, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pemilihan duta wisata tahun ini menggunakan sistem gugur. Pendaftar akan terseleksi dalam setiap tahapan, dan terpilih 10 pasang untuk mengikuti grand final. “Tahun ini, animo pendaftar sangat baik, sistem seleksi dan pembekalan kepada para peserta juga kami benahi. Pesertanya beragam latar belakang, mulai dari pelajar,, mahasiswa, sarjana, Polwan, polisi, anggota Satpol PP, tenaga medis, karyawan pabrik, karyawan perbankan dan ada juga dari Sekolah Luar Biasa (SLB). Setidaknya ada 123 pendaftar, dan panitia terpaksa menolak 18 pendaftar yang melewati batas waktu,” kata Prayitno, Selasa (6/9).

            Dikatakan Prayitno, tahapan seleksi yang dilakukan terdiri dari seleksi administrasi dan persyaratan teknis, seleksi pre test, seleksi tertulis dan wawancara serta presentasi. Pada tahap seleksi administrasi, peserta yang dinyatakan lolos untuk ikut pre test sebanyak 83 orang. Kemudian dari 83 orang ini diseleksi lagi pada tahap pres tes dan terpilih 58 orang. Tahaan berikutnya berupa test tertulis, wawancara, dan presentasi akhirnya terpilih 20 orang yang terdiri dari 10 peserta pria dan 10 wanita.

            “Sebanyak 20 peserta yang lolos selanjutnya akan mengikuti outdoor activity dengan mengunjungi dan berinterkasi langsung di desa wisata dan sejumlah obyek wisata. Kegiatan akan dilakukan Sabtu – Minggu (10 – 11/9) mendatang,” kata Prayitno.

            Outdoor activity juga melibatkan wisatawan mancanegara dan para mahasiswa dari luar negeri. Mereka akan bergabung dengan para finalis duta wisata dan mengeksplore desa wisata dan daya tarik wisata di Purbalingga. Lokasi yang dikunjungi terdiri Museum Soegarda Purbakawatja, desa wisata Kedungbenda dan bakal wisata Bokol, keduanya di Kecamatan Kemangkon, kemudian Sanggaluri Park dan desa wisata Karangcegak untuk mengikuti sesi foto underwater. Kemudian, pada Minggu 11 September, peserta mengikuti acara senam bersama dan beraktifitas olah raga dengan membaur masyarakat di stadion Guntur Darjono. Peserta kemudian diajak menuju pasar Badog Bancar, Owabong, desa wisata Serang, Goa Lawa dan ke desa wisata Onje Kecamatan Mrebet untuk mengikuti tubing.

“Dengan mengenal lebih dekat daya tarik wisata dan sekaligus berinteraksi di lokasi wisata, maka para finalis benar-benar memahami pariwisata Purbalingga. Selain itu, bagi komunitas mahasiswa asing yang bergabung mengikuti kegiatan tersebut, diharapkan juga ikut mendongkrak promosi wisata Purbalingga. Mereka, semua peserta tentu akan mengupload foto-foto saat berkunjung ke tempat wisata di media sosial yang dimilikinya. Cara ini bisa menjadi promosi wisata secara viral kepada kerabat atau teman-temannya,,” kata Prayitno.

Sementara itu Tiar Erlita, guru pembimbing dari SMK Negeri 1 Bojongsari yang mendaftarkan tujuh siswanya untuk mengikuti pemilihan duta wisata mengatakan, pemilihan duta wisata tahun ini lebih bagus, lebih tertata dan terkonsep dengan baik, peminatnya juga banyak banget. “Kami sangat salut dengan panitia dan Dinbudparpora yang merubah konsep pemilihan dengan sistem gugur. Persaingan juga ketat, sehingga benar-benar yang terbaik yang menjadi duta wisata Purbalingga,” kata Tiar Erlita.

Tiar menambahkan, jika pada tahun-tahun lalu, peserta setelah mengikuti test tertulis dan wawancara dinyatakan menjadi finalis semua. Dan saat malam grand final semuanya harus mengenakan pakaian Jawa. “Untuk yang peserta pria tidak begitu repot, namun peserta wanita harus berdandan lama. Biaya yang kami keluarkan juga lebih banyak, dan belum tentu nanti lolos di grand final. Kalau sekarang, peserta yang terseleksi dan masuk grand final terbatas. Saya sangat apresiasi dengan panitia,” kata Tiar.

Hal senada juga disampaikan Irma Diani, pembina dari SMK Kaligondang yang mengikutsertakan tiga anak didiknya. “Soal kalah menang, itu urusan belakang, biar anak-anak kami bersaing secara sehat. Semoga pemilihan kali ini akan menghasilkan duta yang lebih berkualitas,” kata Irma Diani. (y)