Purbalingga Info, Aad Purwanto yang beralamat di RT 14 RW 05 Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan mengembangkan tanaman lidah buaya yang cukup menghasilkan. Keinginan untuk berwirausaha penanaman lidah buaya diilhami sejak dirinya merantau di perkebunan lidah buaya yang sangat luas di Kalimantan.

Pada tahun 2019, Purwanto pulang ke Purbalingga untuk mengembangkan tanaman lidah buaya dengan luas lahan kurang lebih 4.550 m2, yang sebelumnya ditanami singkong yang saat itu kurang menguntungkan. Pada bulan Desember tahun itu Purwanto lantas membeli di Bogor sejumlah 2.500 pohon, lalu ditanam di lahan miliknya.

Varietas yang ditanam berjenis Aloe Chinensis merupakan varietas yang memiliki keunggulan produksi. Lidah buaya jenis ini setiap pelepahnya memiliki berat sekitar 0,8 – 1,2 kg. Sampai sekarang Aan Purwanto memiliki sekitar 3.000 tanaman lidah buaya dan sudah rutin memanen setiap 15-20 hari sekali.

“ Pelepah bermutu A yang nantinya yang akan dijual ke pengepul di Wonosobo, menurut Purwanto mempunyai ciri-ciri tanpa cacat atau serangan hama penyakit daun,” katanya Rabu (8/6/2022).

Sedangkan yang berkualitas nomor 2 (bukan super) lanjut Purwanto akan dibuat makanan olahan seperti Nata de Aloe vera, Minuman, Puding, Es Cream, Selai, Stick, Jenang, Wajik, Teh, Permen, Bolu Basah, Bolu Kering dan Stickulpi. Untuk menarik pembeli diberikan berbagai variasi rasa seperti, stroberi, pandan dll.

“ Setiap pohon diambil 2-3 pelepah dan panennya diatur agar bisa terus berproduksi. Untuk pelepah lidah buaya yang super dijual online ke Wonosobo, Banten dan Bogor,” kata Purwanto yang juga sebagai anggota Kelompok Tani Mugi Lestari Desa Tumanggal Kecamatan Pengadegan.

Menurut Purwanto dalam mengolah lidah buaya semua bagiannya bisa dimanfaatkan tidak ada yang terbuang. Dagingnya batangnya digunakan untuk olahan makanan dan kulit pelepah dimanfaatkan untuk membuat pupuk cair. Untuk pengolahan masih menggunakan peralatan yang sederhana.

Pemasaran produk olahan lidah buaya tersebut masih sekitar Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banjarnegara. Ketika ditanyakan omsetnya sebulan Purwanto mengatakan sudah cukup lumayan menambah pendapatan rumah tangga dibandingkan sebelumnya hanya bertanam singkong.

“ Harapan kedepan semoga usaha pengolahan lidah buaya terus berkembang dan bisa membuka peluang usaha atau lapangan pekerjaan untuk masyarakat,” pungkasnya (dy)