PURBALINGGA – Literasi digital di sekolah diharapkan mampu membuat siswa, guru, tenaga kependidikan dan kepala sekolah memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami, serta menggunakan media digital, alat komunikasi, dan jaringannya. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten Purbalingga, Jiah Palupi Twihantarti ketika memaparkan materi Literasi Digital dan Gawai dengan Sentuhan UU ITE, pada Jumat (1/3/2024), bertempat di Aula SMAN 2 Purbalingga.

“Literasi Digital menjadi hal yang diperlukan karena di era ini terdapat faktor urgensi. Tingginya penetrasi teknologi informasi dan komunikasi, perkembangan teknologi, komersialisasi data, ditambah lagi dengan derasnya arus informasi yang beredar,” jelasnya.

Kebebasan memanfaatkan internet, lanjutnya menjelaskan, telah mengubah segala lini kehidupan. Maka dari itu, perlu adanya regulasi yang mengatur, yakni Undang Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

“Literasi digital kaitannya dengan 4 pilar yaitu digital skills, digital ethics, digital safety, serta digital culture. Pemanfaat teknologi yang bijak selalu berpegang pada keempat prinsip tersebut,” tandasnya.

Pelanggaran UU ITE, lanjut Kepala Dinkominfo menerangkan, banyak sekali terjadi di masyarakat seperti penyebaran video asusila, judi online, upaya pencemaran nama baik, pemerasan dan pengancaman, penyebaran Hoax, teror serta ujaran kebencian di dunia maya.

“Yang dapat dilakukan tenaga pendidik kepada peserta didik dalam strategi literasi digital bisa berupa manajemen waktu penggunaan gawai, berempati kepada siswa, serta tetap berpikir kritis. Namun tetap memahami dan mengawasi keamanan siber dan pengelolaan privasi para siswa, khususnya pengawasan perbuatan perundungan yang terjadi di dunia maya,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, terdapat pula narasumber Kepala Program Studi Diploma ITT Telkom Purwokerto, Agung Wicaksono.

Tidak kurang dari 50 tenaga pendidik SMAN 2 Purbalingga mengikuti diskusi tersebut. Salah seorang guru SMAN 2 Purbalingga, Agus Purnomo mengaku antusias mengikuti diskusi yang diselenggarakan.

“Kemajuan teknologi menjadi tantangan tersendiri di dunia pendidikan, namun berbagai alternatif solusi bisa diupayakan berkat adanya masukan serta saran dari adanya diskusi barusan. Kami berharap juga para siswa bisa benar-benar menerapkan manfaat teknologi, bukan malah terjerumus kemajuan teknologi,” ujarnya. (GIN/Kominfo)