PURBALINGGA, HUMAS – Grup calung Wisanggeni binaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Kabupaten Purbalingga (Jateng) meluncurkan tarian terbarunya berjudul Tari “Gidro”. Di Purbalingga, tari lengger Banyumasan yang diciptakan oleh pemilik grup calung Wisanggeni, Susiati, di pentaskan pada acara lepas sambut kapolres Purbalingga di Pendopo Dipokusumo, Selasa (7/2). Tarian ini juga sempat dipertontonkan secara kolosal pada peringatan hari jadi Kabupaten Pemalang, Kamis (26/1) silam.

“Gidro dalam bahasa lokal banyumasan berarti berjingkrak-jingkrak. Lebih cenderung diartikan gerak meloncat-loncat untuk mengungkapkan rasa senang,” kata Susiati usai pementasan di Pendopo Dipokusumo.

Tari Gidro, lanjutnya, merupakan sebuah tari yang berisi ungkapan kegembiraan sekelompok masyarakat Purbalingga. Meski gerakannya dinamis sebagaimana jenis tarian lenggeran lainnya, namun gerak para penari yang di tunjukan, melambangkan rasa syukur atas rizki yang melimpah sehingga dapat mencukupi kebutuhannya sehari-hari.

“Dengan tarian ini, masyarakat Purbalingga berharap hidupnya senantiasa dalam
kemakmuran sekaligus selalu damai hatinya,” jelasnya.

Sebelumnya, grup calung Wisanggeni telah banyak menyumbangkan kreasi seni tari banyumasan bagi dinia seni Purbalingga. Diantaranya tari Ngoser, Pringgetan, dan Lenggasor. Yang terakhir yakni tari Lenggasor bahkan telah banyak dipentaskan di forum regional hingga di tingkat nasional. “Tari Gidro yang dimainkan oleh 5 orang penari, akan terus kita promosikan sebagai duta seni kabupaten Purbalingga. Mudah-mudahan
akan sukses sebagaimana kreasi tarian sebelumnya,” kata Kabid Kebudayaan Dinbudparpora Drs Sri Kuncoro. (Humas/Hr)