PURBALINGGA, HUMAS – Menyusul kabar lolosnya Purbalingga dalam
pemantauan Adipura tahap pertama (P1), Pemkab Purbalingga akan
melakukan simulasi pemantauan tahap 1 (P1). Simulasi terutama
dilakukan untuk memberikan motivasi bagi satuan kerja perangkat daerah
(SKPD) yang bertanggungjawab pada wilayah tertentu.

“Expose hasil pemantauan Adipura tahap I, Kabupaten Purbalingga masuk
14 besar se-Jateng. Nilainya 72,68. Namun dibanding P1 2010-2011 ada
penurunan 0,71 persen,” ungkap Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH)
Purbalingga Drs Ichda Masrianto MKes, disela-sela Expose Hasil
Pemantauan Adipura P1 dan Persiapan Pemantauan tahap II di Operation
Room Graha Adiguna Purbalingga, Rabu (7/3).

Rakor dipimpin langsung oleh Bupati Drs H Heru Sudjatmoko MSi diikuti
seluruh stakeholder kebersihan di wilayah Kecamatan Purbalingga,
Kalimanah, Padamara dan Bojongsari.

Selain mendengarkan expose hasil pemantauan adipura tahap I (P1) dari
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jawa Tengah, sekaligus membahas
persiapan menghadapi pemantauan adipura tahap II yang akan
dilaksanakan akhir Maret hingga awal April 2012.

Ichda menambahkan, simulasi P1 dimaksudkan untuk memberikan perhatian
khusus pada lokasi-lokasi yang nilainya masih dibawah 75.  Simulasi
akan dibagi menjadi 3 tim yakni Tim I dipimpin Bupati Purbalingga
bersama Asisten II, Kabag Perekonomian, Ka. Satpol PP, Ketua TP PKK
Kabupaten dan Kepala KLH. Kemudian Tim II dipimpin Wabup dengan
anggota Ass I, Kabag Pembangunan, Kabag Humas, Ketua TP PKK dan KLH.
Sedangkan Tim III dipimpin Plt Sekda bersama Bappeda, Bagian Umum,
Kabag Kesra, TP PKK dan KLH.
“Pemantauan akan dimulai 12 hingga 17 Maret, dengan obyek pemantauan
masing-masing tim berbeda,” katanya.

Bupati Drs H Heru Sudjatmoko MSi menegaskan, momentum penilaian
Adipura bukan sekedar untuk mendapatkan kembali piala Adipura. Namun
adanya program Adipura, hendaknya dapat dimanfaatkan untuk memberikan
motivasi, terutama dalam upaya merubah paradigma hidup bersih dan
sehat di kalangan masyarakat.

Bupati mengingatkan, penilaian Adipura tahun ini berbeda dengan tahun
sebelumnya. Yakni dari singgle media yang meliputi kebersihan dari
sampah dan keteduhan menjadi multy media termasuk pengendalian
pencemaran air dan udara.

“Cakupan wilayah pemantauan juga seluruh wilayah kota. Karenanya saya
minta bagi wilayah yang nilainya masih 30 (sangat buruk-red), harus
bekerja super keras untuk meningkatkan bobot nilainya,” tandas Bupati.
Sementara itu, Kabid Pengendalian Pencemaran Lingkungan pada Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jateng, Ir Evi Darmiyanti menuturkan,
merujuk hasil P1, Purbalingga masih lemah dalam hal pengelolaan
sampah, peran serta masyarakat dan pengelolaan ruang terbuka hijau
(RTH).

Dari 17 lokasi pemantauan, lanjut Evi, terdapat 6 lokasi yang skor
nilainya perlu ditingkatkan. Dia merinci, untuk lokasi pasar hanya
memperoleh skor 73,97, Pertokoan (71,15), Sekolah (72,94), TPA
(71,17), Pemilahan sampah (53,30) dan Pengolahan sampah (60,27).
Dia menekankan perlunya dilakukan penanganan khusus terhadap obyek
yang nilainya masih rendah. Terutama untuk kegiatan pemilahan sampah
organik dan non organik, masih diperlukan peran serta masyarakat yang
lebih besar lagi.
”Ini harus lebih dibudayakan. Fasilitas pemilahan sampah sudah bagus.
Sayangnya belum terlihat adanya aktifitas pemilahan sampah oleh
masyarakat. Karenanya poin pemilahan sampah menjadi sangat rendah,”
katanya.

Untuk pengelolaan ruang terbuka hijau juga perlu ditingkatkan terutama
sebaran pohon peneduh dan fungsinya. (Humas/Hr)