PURBALINGGA INFO- Pandemi Covid-19 awal 2020 lalu membuat pengaruh  segala tatanan termasuk kepemimpinan persyarikatan Muhammadiyah di segala tingkatan. Ketua PDM (Pimpinan Daerah Muhammadiyah) Purbalingga, Ali Sudarmo menyampaikan hal tersebut saat menyampaikan pidato iftitah pada acara Musyawarah Daerah (Musyda) masa muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Sabtu (17/6/2023) di Pendopo Dipokusumo Purbalingga yang juga dihadiri Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE., B.Econ., MM.

Ali mengatakan, harusnya Musyda dilakukan sekitar dua tahun lalu karena masa kepengurusan yang hanya lima tahun. Namun, karena Pandemi Covid-19, masa kepengurusan Muhammadiyah dan’Aisyiyah diperpanjang hingga dua tahun dan baru melakukan Muktamar Surakarta dan Musyawarah Wilayah Jawa Tengah di Tegal belum lama ini.

“Masa Pandemi lalu kita banyak berduka tapi juga ada sukanya,” katanya.

Suka yang dimaksud oleh Ali adalah program yang dicanangkan PDM Purbalingga masa Musyda 47 bisa lebih panjang untuk dijalankan sehingga seluruh program bisa tercapai. Misalnya adalah klinik PKU Muhammadiyah Purbalingga kini telah menjadi RS PKU Muhammadiyah yang kali ini telah memiliki aset sejumlah Rp 34 M yang sebelumnya (2016) baru senilai Rp 3 M.

“Kami berterima kasih karena kemurahan hati Ibu Bupati akhirnya klinik PKU Muhammadiyah bisa menjadi RS PKU Muhammadiyah,” katanya.

Tidak hanya bidang kesehatan, bidang pendidikan juga berhasil mewarnai prestasi kepengurusan periode tersebut. Institut Teknologi dan Bisnis Muhammadiyah Purbalingga (ITBMP) lahir belum lama ini dari tangan dingin kepengurusan itu dan juga bidang lain yang ikut memajukan Kabupaten Purbalingga.

“Dapat kami laporkan juga akhirnya ada kampus Muhammadiyah yaitu ITBMP berdiri di Purbalingga,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ali menyampaikan tiga pendekatan dakwah Muhammadiyah agar bisa memajukan. Pertama yaitu metode bayani, dalam berdakwah Muhammadiyah berpegang teguh pada prinsip Al-Qur’an dan Sunnah, Kedua yaitu metode Burhani bahwa warga Muhammadiyah di masa sekarang harus melek terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dan yang ketiga adalah irfani, suatu metode yang memiliki pendekatan kultural.

“Berdakwah menggunakan hati, tidak membid’ahkan dan mengkafirkan orang lain,” ujarnya.

Musyda yang dilaksanakan dua hari (17-18 Juni 2023) itu mengagendakan pemilihan ketua Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Purbalingga. Ketua PD ‘Aisyiyah Purbalingga, Siti Zuharoh dalam kesempatan tersebut menyampaikan tantangan dakwah yang harus dijawab tuntas oleh seluruh warga Muhammadiyah termasuk menggunakan teknologi dalam melakukan persebaran dakwah islam.

“Harus juga memanfaatkan media sosial agar dakwah dikemas dengan lebih menarik sesuai perkembangan zaman,”tutupnya. (* Kominfo).