PURBALINGGA – Ribuan tenaga yang bergerak di bidang agama (Islam), menerima bantaun kesra atau uang penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Purbalingga, Kamis (13/12) di Pendopo cahyana Rumah Dinas Wakil Bupati Purbalingga. Mereka terdiri dari Guru Madrasah Diniyah (Madin) 1011 orang, P3N (Petugas Pembantu Pencatat Nikah) 385 orang, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) 75 orang dan takmir Masjid Agung Darussalam 37 orang.

Pada kesempatan tersebut, Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM mengucapkan terimakasih kepada mereka selaku penerima, karena telah turut kontribusi membangun Purbalingga khusunya bidang keagaamaan dan pembinaan umat. Pada kesempatan itu ia juga berpesan dan titip kepada mereka untuk mendidik generasi muda agar beakhlak mulia.

“Di era milenial ini tentunya banyak kita jumpai soal degradasi moral generasi muda. Saya menaruh harapan besar kepada bapak ibu sebagai ujung tombak agar bisa bantu pemerintah berikan pendidikan keagamaan yang baik ke generasi muda kita, agar tidak terjerumus ke hal negatif pergaulan bebas, narkoba atau radikalisme,” katanya dalam memberi sambutan.

Atas nama pemerintah ia menyadari bahwa selama ini Pemkab Purbalingga belum bisa maksimal dalam memberikan perhatian atas kerjakeras para Guru Madin, P3N, Pengasuh Ponpes dan Takmir Masjid. Akan tetapi pemerintah terus mengupayakan untuk terus memberikan penghargaan tersebut. 

Sebagai bentuk perhatian apresiasi atas dedikasi, serta sebagai wujud syukur karena Kabupaten Purbalingga akan merayakan hari jadi ke-188. Oleh karenannya Pemkab Purbalingga memberi uang penghargaan atau bantuan kesra ini. 

“Semoga bantuan ini bisa bermanfaat memacu semangat dedikasi, dharma bhakti terbaik untuk ikut kontribusi bidang keagamaan di Purbalingga,” katanya.

Ia juga mengingatkan aka adanya hajat besar Pemkab Purbalingga dalam waktu dekat ini, yakni Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Serentak di 184 desa se-Purbalingga. Ia mohon doa restu agar kegiatan tersebut bisa disukseskan bersama. “Semoga bisa aman dan kondusif. Walaupun kita beda pilihan, akan tetapi bagaimana agar kita tetap guyub rukun, tidak terjadi konflik, perpecahan. Proses demokrasi itu adalah hal biasa,” katanya.(Gn/Humas)