PURBALINGGA, HUMAS – Tingkat konsumsi ikan di Purbalingga mengalami kenaikan signifikan selama tiga tahun terakhir. Jika pada tahun 2009 tingkat konsumsi ikan hanya mencapai 18 kg / kapita per tahun, saat ini meningkat hingga 19,9 kg / kapita per tahun. “Diperkirakan akan terus meningkat. Dengan potensi sumber daya alam dan masyarakat yang ada, Purbalingga masih memungkinkan untuk di dorong perkembangan usaha perikanannya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” papar Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Dinnakan) Ir Hartono MM saat menjadi Inspektur dalam Upacara Bendera Luar Biasa Hari Senin (11/6) di Halaman Pendopo Dipokusumo. Peningkatan tingkat konsumsi ikan di Purbalingga menurut Hartono menjadi indikasi semakin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi makanan bernilai gizi tinggi seperti ikan. Hartono mengatakan selain tinggi protein, lisin, vitamin A, vitamin D, omega 3 dan 6, ikan juga mengandung nutrisi penting yang mampu menurunkan resiko penyakit degeneratif seperti jantung koroner, stroke dan kanker. Hartono menambahkan sasaran pembangunan di bidnag perikanan mencakup peningkatan budidaya ikan konsumsi, non konsumsi (ikan hias) dan ikan tangkap (sungai). Selain itu pihaknya juga terus berupaya meningkatkan tingkat konsumsi ikan masyarakat Purbalingga. “Kami terus mengkampanyekan Gemar Makan Ikan. Salah satunya kerja sama dengan TP PKK Kabupaten besok Selasa 12 Juni melalui Lomba Masak Snak Ikan di Graha Srikandi,” jelasnya. Dinnakan Purbalingga juga berperan aktif dalam pengolahan ikan sehingga siap saji dan awet. Makanan olahan ikan ini, kata dia, dipasarkan melalui kendaraan khusus untuk mendistribusikan ikan ke masyarakat umum. Pihaknya juga menyediakan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di lingkungan kantor Dinnakan yang selalu ramai setiap hari, terutama hari pasaran Rabu dan Sabtu. Bahkan, lokasi yang mirip pasar ini sudah menjadi semacam tempat wisata bagi keluarga di Purbalingga. Melalui TPI ini, pihaknya juga lebih mudah dalam mengendalikan harga. *Tantangan* Prospek perikanan yang cerah di Purbalingga, lanjut dia, tidak serta merta tanpa rintangan. Justru menghadapi musim kemarau ini, petani ikan harus mewaspadai penurunan debit ikan air dan fluktuasi suhu antara siang dan malam. “Kondisi ini biasanya mengakibatkan kematian ikan yang tinggi. Khususnya pada tahapan pembenihan. Kondisi ini perlu diantisipasi dan diperhatikan dengan baik,” pungkasnya. (humas/cie)