PURBALINGGA, HUMAS – Para kontributor dari setiap kecamatan se-Kabupaten Purbalingga siap mengekspos semua kegiatan dan peristiwa seputar Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PMPN MPd) yang dilaksanakan di wilayah mereka. Selain untuk dikirimkan ke semua media massa, semua informasi yang dikemas dalam bentuk berita itu juga akan ditampilkan di website resmi PNPM MPd Kabupaten Purbalingga yang masih dalam proses persiapan.

“Kami akui informasi tentang kiprah PNPM MPd di masyarakat memang belum dipublikasikan secara optimal. Untuk itu, melalui Kelompok Kerja (Pokja) Media di Ruang Belajar Masyarakat (RBM), kami fasilitasi agar SDM dari masing-masing kecamatan belajar langsung dengan pakarnya yakni para junalis dan humas Pemkab,” jelas Fasilitator Kabupaten (Faskab) Purbalingga Muhammad Mujadid STP MM saat memantau pelaksanaan Pelatihan Jurnalistik di Owabong Cottage, Sabtu (5/10).

Dari 18 perwakilan kecamatan yang diundang, 1 orang dari kecamatan Mrebet tidak hadir karena sesuatu hal. Meski begitu, tak menyurutkan semangat para peserta lainnya untuk mengikuti kegiatan hingga tuntas. Bahkan salah satu peserta dari dari Kutasari, Lulut Hasri Saptiwi SPt mengaku tidak sabar untuk segera mempraktekkan cara menulis siaran pers untuk dikirimkan ke media massa.

“Kalau tentang pers dan jurnalistik secara umum saya sudah tahu. Tapi yang paling ingin saya tahu itu bagaimana cara menuangkannya dalam tulisan. Itu yang paling sulit menurut saya,” ujar istri Kepala Desa Munjul, Muhamad Yani yang mengaku kerap membuat artikel tentang teknologi hasil pertanian.

Salah seorang jurnalis yang menjadi narasumber, Toto Rusmanto, memotivasi para calon kontributor PNPM MPd kecamatan ini untuk giat menulis siaran pers tentang berbagai kiprah positif PNPM MPd. Menurutnya, yang mampu membentuk citra positif PNPM MPd tentunya para pelaku itu sendiri.

“Jangan salahkan kami kalau pemberitaan di media massa tentang PNPM MPd isinya tentang kasus korupsi, atau pengerjaan proyek fisik yang tidak sesuai bestek dan sebagainya. Karena memang itu yang kami dengar dan dapat kami kumpulkan faktanya. Kenapa kiprah PNPM MPd yang positif tidak muncul? Ya, karena Anda semua diam, bagaimana kami tahu?”ujarnya berapi-api.

Menurut Toto, pers selalu menempatkan dirinya independen, obyektif dan berimbang. Ada siang, ada malam. Ada berita negatif, tapi berita positifpun siap mereka muat. Peluang inilah yang seharusnya dimanfaatkan oleh humas PNPM MPd di tiap kecamatan.

Semula kegiatan Pelatihan Jurnalistik RBM PNPM MPd ini akan dilaksanakan selama dua hari dengan materi yang lebih komplit dan beragam. Selain teknik kepenulisan, semula para peserta juga akan dibekali kemampuan fotografi dan pengelolaan website. Karena keterbatasan anggaran, pelatihan dilaksanakan hanya sehari dengan materi lebih pada teknik kepenulisan.

“Kami ada anggaran 26 juta rupiah untuk Pokja Media RBM. Tapi kegiatan pokja media bukan hanya untuk pelatihan, tapi juga pengelolaan website, pengiriman siaran pers, peliputan kegiatan PNPM, pembuatan buletin dan masih banyak lainnya yang menuntut kami pandai-pandai mengatur dana yang ada agar semua target bisa terpenuhi dan tujuan bisa tercapai,” jelas Ketua Pokja Media RBM, Ir Prayitno MSi.  

Karena tingginya minat belajar peserta pelatihan jurnalistik, Mujadid mengatakan, pihaknya akan merapatkan hal ini di sela-sela kegiatan Training of Trainers (TOT) yang akan digelar selama tiga hari mulai Selasa (8/10) di Owabong Cottage juga. Mujadid mengatakan, jika memungkinkan pihaknya akan menambahkan anggaran pelatihan Pokja Media dengan sisa anggaran RBM tahun 2011. (cie)